Mengurus pendaftaran hak paten bisa jadi proses yang membingungkan bagi banyak orang, terutama bagi pemilik bisnis atau individu yang baru pertama kali menciptakan suatu inovasi. Padahal, hak paten adalah bentuk perlindungan hukum yang sangat penting untuk memastikan bahwa ide atau penemuan tidak disalahgunakan pihak lain. Sayangnya, masih banyak kesalahan yang sering dilakukan saat mengajukan paten—dan hal ini bisa membuat proses jadi lebih lama, bahkan ditolak.
Supaya tidak mengulang kesalahan yang sama, yuk pahami lima kesalahan umum dalam proses pendaftaran hak paten berikut ini.
1. Deskripsi Inovasi Tidak Lengkap atau Kurang Jelas
Kenapa Deskripsi Jadi Penentu?
Deskripsi adalah inti dari dokumen paten. Saat Anda mengajukan paten, Anda perlu menjelaskan dengan sangat detail seperti apa penemuan atau inovasi tersebut, bagaimana cara kerjanya, dan apa yang membuatnya berbeda dari teknologi sebelumnya. Banyak pengajuan paten ditolak hanya karena deskripsinya dianggap terlalu umum atau ambigu.
Kesalahan ini sering terjadi karena penemu merasa sudah cukup dengan penjelasan singkat. Padahal, tim pemeriksa akan menilai seberapa jelas dan teknis dokumen itu agar bisa dipahami serta diuji secara ilmiah atau industri.
Tips: Gunakan bahasa teknis yang tepat, lampirkan skema/gambar bila perlu, dan pastikan setiap fitur unik dijelaskan dengan spesifik.
2. Tidak Melakukan Penelusuran Paten Sebelumnya
“Saya yakin ini ide baru” belum tentu cukup
Salah satu alasan umum penolakan paten adalah karena penemuan yang diajukan ternyata sudah pernah dipatenkan orang lain sebelumnya. Tanpa melakukan penelusuran (searching) di database paten, Anda berisiko mengajukan sesuatu yang tidak memenuhi kriteria kebaruan (novelty).
Banyak pelaku usaha yang mengira ide mereka unik, tetapi setelah dicek ternyata sudah dipublikasikan atau dijelaskan dalam dokumen paten di negara lain.
Tips: Lakukan pencarian paten terlebih dahulu di database resmi seperti WIPO atau Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Indonesia sebelum mengajukan permohonan.
3. Tidak Memahami Jenis Paten yang Sesuai
Bukan semua inovasi bisa dipatenkan
Ada dua jenis utama dalam hak paten: paten untuk invensi dan paten sederhana. Banyak orang tidak tahu perbedaan ini dan langsung mengajukan jenis yang salah.
Misalnya, inovasi yang hanya merupakan penyempurnaan kecil dari teknologi yang sudah ada seharusnya diajukan sebagai paten sederhana. Namun, karena salah memilih jenis permohonan, dokumen bisa ditolak atau harus direvisi ulang.
Tips: Pahami lebih dulu klasifikasi inovasi Anda, dan jika perlu konsultasikan dengan pihak berpengalaman sebelum submit dokumen.
4. Mengabaikan Tenggat Waktu Pengajuan
Ada batas waktu untuk perlindungan hak Anda
Tahukah Anda bahwa ada masa tenggang tertentu untuk mengajukan paten setelah sebuah produk atau teknologi diperkenalkan ke publik? Jika Anda sudah mempublikasikan inovasi Anda dalam jurnal atau pameran, maka ada waktu terbatas (biasanya 6-12 bulan) untuk mendaftarkan patennya.
Banyak penemu yang menunda-nunda, lalu kehilangan haknya karena jangka waktu ini terlewat. Hukum paten mengutamakan prinsip siapa yang lebih dulu mendaftarkan, bukan siapa yang lebih dulu menciptakan.
Tips: Jangan tunggu terlalu lama setelah peluncuran produk atau publikasi. Ajukan permohonan segera agar inovasi Anda tetap terlindungi secara hukum.
5. Tidak Menyertakan Dokumen Pendukung yang Dibutuhkan
Dokumen tidak lengkap = proses tertunda
Permohonan paten bukan hanya soal mengisi formulir. Anda perlu menyertakan berbagai dokumen pendukung, mulai dari uraian spesifikasi lengkap, gambar teknis, klaim invensi, surat kuasa (jika diwakilkan), hingga pernyataan kepemilikan.
Kesalahan umum terjadi saat dokumen tidak diunggah sesuai format atau ada bagian penting yang terlewat. Akibatnya, proses pemeriksaan bisa tertunda atau permohonan dianggap tidak lengkap dan dikembalikan.
Tips: Cek ulang seluruh persyaratan administratif sebelum submit. Pastikan format file, struktur dokumen, dan isi sesuai dengan standar dari DJKI.
Kesimpulan
Pendaftaran hak paten memang bisa jadi proses yang cukup teknis dan butuh ketelitian. Tapi, dengan memahami berbagai kesalahan umum yang sering terjadi, Anda bisa mempersiapkan dokumen dengan lebih baik dan meningkatkan peluang diterimanya permohonan.
Melindungi inovasi bukan hanya soal legalitas, tapi juga bentuk investasi jangka panjang atas ide yang Anda miliki. Jadi, hindari lima kesalahan di atas dan pastikan proses pendaftaran hak paten Anda berjalan mulus sampai sertifikat keluar.